TIPS MENDAMPINGI ANAK BELAJAR DI RUMAH
EDISI : MATERI PARENTING
Mengapa Anakku Tidak Mau Belajar di Rumah? Apakah kita sering terpikir hal-hal seperti ini: “Duh anakku kok susah fokus sih?” “Udah diajarin tapi kok ga ngerti-ngerti?” “Maunya main aja, ga mau belajar!”
“Jangan menilai kesuksesan belajar hanya dari hasil akhirnya saja, tapi juga dari berapa kali kita gagal dan memutuskan untuk mencoba kembali”- (Nelson Mandela)
Yuk kita ingat lagi apa itu belajar?
Seperti yang ditulis pada buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Belajar di Rumah yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Belajar adalah sebuah proses yang terus menerus
- Tujuan belajar pada anak adalah untuk membantunya memahami sesuatu yang akan ia gunakan untuk memecahkan masalah sehari-hari
- Proses belajar dapat terjadi melalui pelajaran, pengajaran, percobaan, dan mengambil hikmah dari kesalahan
- Bagaimana cara untuk memecahkan masalah melalui pengalaman? Dengan memberi kesempatan anak untuk mencoba, untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan usianya dan mengalami kesalahan
- Kesalahan dan kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar
- Proses belajar yang baik membutuhkan persiapan sebelumnya. Dukungan sebelum belajar bermanfaat agar anak dan orang tua sama-sama siap menghadapi tantangan selama belajar
- Setelahnya, orang tua dan anak juga perlu mendiskusikan apa yang terjadi selama proses belajar yang sudah dilalui. Dukungan setelah proses belajar bermanfaat agar anak lebih memahami apa yang dipelajarinya
- Dukungan sebelum, saat, dan setelah belajar terdiri dari dukungan fisik dan dukungan psikologis
- Dengan begitu, proses belajar menjadi suatu kesatuan yang utuh dan memberi manfaat yang optimal bagi anak
- Mengecek apakah apakah kita dan anak kita dalam keadaan cukup istirahat, sudah makan dan cukup minum
- Mengecek apakah kita sudah cukup istirahat sudah makan dan cukup minum
- Mempersiapkan recana yang akan dipelajari anak. Diskusikan dengan anak agar ia semangat melakukannya
- Mempersiapkan perlengkapan belajar, seperti alat tulis, buku, dan peralatan lain yang memudahkan anak untuk belajar
- Mempersiapkan situasi belajar yang aman dari gangguan. Beri anak ruang khusus untuk belajar. Ruang ini dapat berisi meja lipat, Alat Peraga Edukatif (APE), dan/atau tikar untuk anak ketika belajar
- Tanyakan apa yang membuatnya belum siap dan tawarkan bantuan
- Beri pilihan, berapa banyak waktu yang ia butuhkan sampai ia siap, misal: “Kamu mau mulai 5 menit atau 10 menit lagi?” dan biarkan ia memilih. Ingatkan anak 1 menit sebelum waktu tersebut agar ia bersiap. Saat waktunya tiba, mulailah aktivitas tanpa menunda lagi.
- Beri kelonggaran waktu, misal: dalam 1 bulan anak diizinkan untuk tidak mengikuti kegiatan belajar sebanyak 2x. Beri ia kebebasan untuk memilih kapan ia mau mengambil ”waktu libur” tersebut
- Beri semangat pada anak dengan menyiapkan minuman atau cemilan kesukaannya jika ia berhasil memulai aktivitas belajar tepat waktu
- Untuk mengasah kemampuan otot: meronce, mewarnai, menyusun balok, menggambar, bermain sepeda, melipat, menggunting, melompat, berlari, membantu menyiram bunga, menyapu, merapikan mainan, mencuci piring, dsb
- Untuk mengasah kemampuan otak: bernyanyi, mengenal warna, mengenal huruf, mengenal angka, mengenal bentuk, menghitung,menyebut nama hewan, mengelompokkan benda, mengenal urutan dan pola, dsb
- Bisa kah kita bersabar untuk melihat proses belajar anak yang tidak selalu mulus/lancar?
- Apakah kita memiliki tuntutan/target tertentu terhadap anak?
- Apakah kita siap menerima proses belajar anak tanpa membandingkannya dengan anak lain? • Apakah kita siap untuk membimbingnya tanpa amarah?
- Apakah kita memberi ruang untuk anak melakukan kesalahan?
- Apakah kita dalam kondisi yang cukup sehat untuk mendampingi anak belajar?
- Simpan barang-barang pada tempatnya agar ruangan rapih. Katakan pada anak “Mobil-mobilannya kita simpan dulu ya, kalau tugasnya sudah selesai bisa main lagi.”
- Bila anak mudah teralihkan perhatiannya karena orang-orang yang dilihatnya, ajak anak mengerjakan tugas di tempat yang lebih jarang dilewati orang
- Bila anak mudah terganggu dengan suara, matikan televisi/ radio saat anak mengerjakan tugas
- Orang tua sebaiknya tidak asyik dengan hp nya ketika mendampingi anak belajar dan fokus pada anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar